Dikisahkan
ada seorang anak kecil dikirim ibunya ke pesantren
untuk belajar agama.
Ibunya ini seorang janda miskin.
dari uang yang dikumpulkan dari usahanya,
dia bisa mengirim anaknya belajar agama.
Sebelum mengirimkan anak ini,
dijahitkan kantong dibalik baju anaknya ini
untuk menyimpan uangnya.
Lalu dititipkanlah anak ini pada kafilah dagang
untuk diantarkan ke pesantren tersebut.
Ditengah perjalanan
maka kafilah ini di hadang perampok,
maka diambillah uang seluruh orang di kafilah tersebut.
Sampai ke anak kecil.
Si perampok berkata :
“Ah ini anak kecil pasti tidak punya apa-apa,
bawa uang tidak kamu ?”
Si anak kecil berkata :
“Kata siapa saya tidak bawa uang, saya punya uang banyak.”
Maka si anak kecil ini membukakan bajunya
dan memperlihatkan uang emas banyak sekali,
dari balik bajunya yang dijahitkan ibunya.
Melihat keadaan ini maka si perampok terkejut,
melihat kejujurannya anak kecil ini,
padahal mau diambil uangnya oleh si perampok.
Si perampok bertanya :
“Kamu kan tahu kami perampok mau ambil uang kalian,
kenapa kamu jujur sekali ?”
Si anak kecil ini bilang :
“Saya di ajarkan oleh ibu saya
dalam keadaan apapun tidak boleh berbohong.”
Si perampok menangis, bertobat kepada Alloh swt
mendengar jawaban anak kecil tadi.
Hari ini,
orang merasa bahwa dirinya bertanggungjawab atas perutnya
sehingga mengisi perut dianggap menjadi tujuan hidup.
demi perut,
Amanah disia-siakan
Hutang dianggap rampasan
titipan dianggap warisan
Semoga Alloh jauhkan kita dari sifat-sifat yang dibenci Nya.