Selasa, 10 Juli 2012

(6) Terserah pada Mu ...

Photobucket



Suatu hari,
Salah seorang anggota jamaah kami sakit.
Setelah bermusyawaroh dengan jamaah masjid tempatan,
teman kami dibawa ke dokter terdekat.
Dokter memutuskan, teman kami harus dirawat di rumah sakit.

Singkat cerita,
ternyata teman kami levernya infeksi.
10 hari teman kami dirawat di rumah sakit tersebut.
Kurang lebih 20 botol infus dihabiskan.

Photobucket

Kami harus kembali ke Delhi,
walau perawatan belum selesai.
Wajah, mata dan kulit teman kami nampak kuning.
Niat kami, perawatan akan dilanjutkan di Delhi.

Malam itu,
Kami diantar beberapa kendaraan orang tempatan ke stasiun.
Mereka mengantar kami, mencarikan tempat duduk kami
dan mereka ikut naik ke gerbang membawakan tas kami.

Ketika kami sudah menempati tempat duduk kami,
tiba-tiba salah seorang pengantar kami
mendekati teman kami yang sakit dan menggenggamkan uang.
Saya yang kebetulan duduk didekatnya secara refleks mencegah
"Tidak...tidak...jangan memberi uang"
"Tidak, dengarkan saya" katanya
dia menjelaskan dengan singkat karena kereta mau berangkat.

Ternyata saya salah sangka,
dia memang memberi uang, tapi dia persilahkan si sakit,
yang diberi uang tadi mengembalikan uang tersebut
kepada si pemberi tapi saat mengembalikan niatnya sedekah.
"Sedekah menolak balak" katanya.

Untitled


Peristiwa diatas bagi saya pribadi,
akan mudah sekali terlupakan
dan berlalu tanpa kesan seandainya peristiwa serupa
tidak datang mengiringi.

Ceritanya,
Ketika kami sampai masjid yang kami tuju di Delhi,
kami langsung bermusyawaroh dengan penerima tamu masjid.
Kami ceritakan keadaan salah satu teman kami.
Oleh penerima tamu, kami dipersilahkan istirahat.
Sore hari teman yang sakit akan dipertemukan dengan dokter.

Di masjid tersebut hari-hari ada dokter jaga.
Bukan dinas di masjid, tapi memang disana sudah umum,
orang tidak hanya menginfakkan tidak hanya hartanya,
tapi juga waktu dan kemampuannya diinfakkan untuk masjid.
Bukan hanya dokter, tapi juga dosen, mahasiswa, pedagang, pejabat negara, pimpinan madarosah/pondok, santri, siswa, mahasiswa.

Mereka kerja dunia mereka sebagaimana biasa,
sepulang kerja mereka masjid untuk beberapa jam,
sesuai yang mereka niatkan.
Waktu dan tenaga yang diinfakkan untuk masjid tersebut,
mereka gunakan selain untuk ibadah
juga untuk membantu jamaah masjid yang membutuhkan,
sukarela dan tanpa dibayar.

Ada atau tidak ada yang membutuhkan, mereka tetap di masjid
hingga batas waktu yang mereka niatkan, kemudian pulang kerumah.


Sore hari dokter datang,
kami serahkan catatan medis dari rumah sakit.
Dokter tersebut memberi resep,
dan dia jelaskan makanan yang dibolehkan serta tidak diperbolehkan.

Kami tinggal di lantai 3 masjid.
Selama kami disana, makan kami di lantai 1.
Nasehat dokter ;
teman yang sakit hanya boleh makan bubur
dan tidak boleh turun ke lantai 1.

Ketika kami mau ke ruangan kami,
dokter tersebut memberi tambahan resep,
Resep yang kami yakin tidak pernah dipelajari di sekolah kedokterannya.
" Jangan lupa, perbanyak sedekah".

Mendengar pesan tersebut,
kami teringat peristiwa di kereta api.
Namun, hanya sekedar ingat dan sedikit terfikirkan,
betapa pentingnya sedekah.
Belum ada kesan.

Selama di masjid itu, teman kami hanya ditempat tidur
Tidak makan, hanya minum susu murni.
mata dan badannya nampak kuning
Badannya lemah.

Besoknya, teman yang sakit mengeluarkan uang,
jumlahnya tidak sedikit.
Uang tadi diserahkan ke saya dan katanya sambil berbisik ;
" Mas, tolong belikan Mushof Al Qur'an terbagus lalu berikan ke teman-teman kita".

Saya ke pasar depan masjid, membeli Mushof Al Qur'an.
Mushof Al Qur'an saya bagikan sesuai amanah.

Kami hampir 5 hari di masjid tersebut.
teman-teman kami harus berangkat ke Bangladesh
termasuk teman kami yang sakit.
saya sendiri bergabung dengan jamaah lain
ke Malaysia dari Kolkata .

Hari ketiga, saya ke dokter jaga di masjid
menanyakan apa yang harus dikerjakan,
sekaligus memberitahu bahwa hari ke 5 teman kami ke Bangladesh.
Kata Dokter, " besok saya membutuhkan sample darahnya".

Hari keempat,
Saya datangi teman kami,
saya katakan bahwa dokter membutuhkan sample darah.
Ternyata, teman kami menolak
"Alhamdulillah saya agak baik mas,
sudah sejak kemarin saya makan dibawah jadi tidak perlu sample darah,sakit dicoblos" katanya.

Subhanalloh..
saya lihat memang mata dan wajahnya tidak begitu kuning.
Sejak membagikan mushof, saya memang sudah tidak satu tempat
Saya bergabung tempat dengan jamaah lain,
jadi tidak tahu perkembangannya.

Peristiwa di kereta dan nasehat dokter tentang sedekah
yang sebelumnya hanya singgah di telinga dan otak,
hanya terdengar dan terfikirkan
kini mengendap dalam hati
berbuah keyakinan.

Selama ini kami sering mendengar,
kami sering membicarakan,
namun hari itu kami melihat
dan mudah-mudahan Alloh beri kekuatan untuk mengamalkan.

Sedekah bukan dagang,
memberi sedikit mengharap kembali banyak.
Sedekah adalah niat memberi semata-mata karena Alloh,
terserah Alloh,
balasan akan diberikan, disimpan atau dialihkan.

Sungguh Maha benar Alloh dan Rasul Nya yang mulia
Sedekah mencegah datangnya bala'.....
Sedekah menjauhkan dari segala musibah...

Rasulullah SAW bersabda:
“Bersegeralah bersedekah, sebab bala bencana tidak pernah bisa mendahului sedekah."


Ya Alloh..
beri kekuatan pada kami untuk bersedekah,
sedekah harta, diri dan waktu.
Pahamkanlah kami akan makna sedekah.



Arsip Blog