Jumat, 28 Oktober 2011

Ketaatan tanpa tapi



Apabila kita mendengar ungkapan berikut :


"Stok di Fulan harga murah, transaksi cepat tapi....."
"Anak itu rajin, pintar, rajin, tapi...."
"Dia cantik, keturunan orang baik-baik tapi..."

Kira-kira kalimat manakah yang mendapat perhatian kita ?
dan
Kalimat manakah yang menjadi inti yang ingin disampaikan pembicara ?

Ya.. benar
Kalimat setelah "tapi"

Seandainya kalimat itu kita teruskan :
"Stok di Fulan harga murah, transaksi cepat tapi tidak amanah"
"Anak itu rajin, pintar, rajin, tapi suka mencuri"
"Dia cantik, keturunan orang baik-baik jorok"

Walaupun diungkapkan dengan mengutarakan kebaikan
namun kata setelah "tapi" telah menghapus semua kebaikan itu.
Orang akan memberi perhatian ke kalimat setelah "tapi"
dan kalimat setelah "tapi" lah maksud yang ingin disampaikan pembicara

Kebaikan, keindahan, keelokan apapun yang disampaikan,
sepanjang apapun kalimatnya, sebanyak apapun kebaikannya
namun kalau diletakkan didepan tapi,
akan sirna oleh walaupun 1 kata yang dibelakang kata "tapi"

Kalimat di depan tapi di depan kebaikan hanyalah pemanis, basa-basi.
Tidak begitu mendapat perhatian bagi yang mendengar,
juga bukan maksud dari penyampai.

Saat disampaikan kepada kita,
ketika adzan berkumandang :
Mari kita tegakkan sholat berjamaah,
tangguhkan sejenak segala pekerjaan,
tinggalkan sementara kesibukan,
Sholat jamaah wajib.
Apa jawab kita?
"ya.... sholat jamaah memang wajib tapi....."

Saat disampaikan kepada kita,
Ketika tidak jujur dalam usaha :
Takutlah kepada Alloh Yang Esa,
Dia Maha Melihat dan Maha Mendengar
Apa jawab kita?
" iya... takut memang hanya kepada Alloh tapi...."

Saat disampaikan kepada kita,
ketika ketaatan kepada atasan
melebihi ketaatan pada Tuhan:

"Takutlah kepada Alloh,
Dia Yang Kuasa atas segala Makhluk.
Alloh Kuasa makhluk tak kuasa.
Apa jawab kita?
iya... Alloh memang Kuasa tapi...."

Saat disampaikan kepada kita,
disaat ikhtiar mencari rejeki
melalaikan kita dari ketaatan :

Alloh yang memberi rejeki,
Apa yang kau upayakan
tidak akan lebih dari sekedar apa yang sudah ditetapkan.

Apa jawab kita?
"Iya... rejeki memang ditangan Alloh, tapi.... "


Betapa selama ini,
sering kita menggunakannya,
dalam berhubungan dengan sesama,

bahkan dalam menjalankan ketaatan kepada Alloh.
Betapa selama ini ketaatan kita selama masih basa-basi,
hanya pemanis keingkaran.
Ketaatan yang dengan tapi
dan itu adalah kesyirikan.

Alloh hanya menerima ketaatan tanpa tapi.
Ketaatan kita tanpa tapi bila kita mengakui sebagai seorang hamba.
Seorang hamba tidak memiliki apapun,
bahkan dirinya sendiripun tidak dimiliki oleh seorang hamba.

Labbaik Allohumma labbaik
Labbaik laa syarika laka labbaik

Kami memenuhi dan akan melaksanakan perintah-Mu ya Alloh
tidak ada kesyirikan kepada Engkau

Kami kerja untuk memenuhi kebutuhan, tapi
Engkau yang memberi rejeki.
Atasan kami yang mengatur dan memerintah kami, tapi
Engkau yang Maha Kuasa.

Innal hamda
wa ni'mata
laka wal mulk
Laa syarika laka

Sesungguhnya segala pujian,
semua ni'mat dan kekuasaan hanya milikMu semata
Tidak ada keraguan dalam diri kami.





Arsip Blog