Sabtu, 14 Maret 2009

Dunia Sementara




Dahulu kala .......
Ada sebuah kerajaan yang punya peraturan unik
Kerajaan tidak punya raja tapi memiliki rakyat

Maka
dibuatlah sebuah pengumuman oleh sekumpulan rakyat yang tergabung dalam forum

Isinya :

Ditawarkan kepada seluruh rakyat kerajaan
Bahwa siapa saja bisa menjadi raja di kerajaan itu
Dan siapa saja yang menjadi raja berhak mendapatkan apa pun fasilitas yang dimiliki kerajaan
Tapi syarat dan ketentuan berlaku

Syarat dan ketentuannya :

" Bahwa siapa saja yang menjadi raja hanya untuk masa jabatan lima tahun
Bahwa siapa saja yang menjadi raja, setelah masa jabatan berakhir dia tidak boleh tinggal di daerah yang masih dalam kawasan kerajaan dan dia akan dibuang ke tempat tidak berpenghuni selain binatang buas tanpa diijinkan membawa apapun juga"

Hari pertama diumumkan, tidak satupun warga yang minat
demikian juga saat diumumkan di hari kedua, ketiga dan keempat
Masa berlalu, hari berganti minggu, minggu berganti bulan, belum juga ada yang berminat
namun karena pengumuman diwartakan secara berulang-ulang dan terus menerus, akhirnya ada juga yang tergiur untuk mendaftar....

Singkat cerita
Ada yang mendaftar untuk menjadi penguasa kerajaan dan dia bersedia menerima syarat dan ketentuan yang diberlakukan

Dia menjadi raja
seluruh fasilitas kerajaan diterima dan dinikmatinya
Makan enak, tidur nyenyak, istri banyak...

Tahun pertama berlalu tanpa terasa
dia tenggelam dalam kenikmatan
Tahun kedua...ketiga...keempat...sampai akhirnya........tahun kelima pun berakhir

Wahai Fulan ....
Kekuasaanmu berakhir
Kau bukan raja lagi
kau sudah tidak berhak menikmati seluruh fasilitas kerajaan
Siap atau tidak siap, mau tidak mau kamu harus kami buang

Akhirnya sang raja sesaat itu dibuang dalam hutan yang tidak berpenghuni
penghuninya hanya sekumpulan binatang buas
Sudah dipastikan riwayat hidupnya berakhir

Kerajaan kembali tidak punya raja
Maka perekrutan pun dilakukan lagi
Kali ini untuk mencari rakyat yang minat menjadi raja lebih susah daripada sebelumnya
karena mereka tahu nasib tragis yang dihadapi bagi yang menerima tawaran itu.

Namun karena pemberitaan yang terus menerus, akhirnya ada juga yang bersedia

Raja baru telah dilantik
Sang raja menikmati kesempatan yang diberikan padanya sebagai seorang raja
Waktu berlalu tanpa terasa
Hingga akhirnya datang tahun ke lima
Tahun berakhirnya kekuasaanya sebagai raja

Malang nasibnya
Dia diberlakukan sama dengan raja sebelumnya
Dibuang di tengah hutan belantara
Sudah dipastikan, ajal akan menjemputnya dalam waktu tidak lama

Kini .......
Kerajaan tanpa raja lagi
Proses pencarian raja dimulai lagi

Singkat cerita, akhirnya ada yang bersedia dijadikan raja
Dia orang cerdas
Dia tahu apa yang akan dihadapi 5 tahun yang akan datang saat kekuasannya berakhir

Tahun pertama,
Seluruh rakyat yang berbadan kuat dikumpulkan di alun-alun kerajaan
Satu-persatu rakyat yang berkumpul itu diberi senjata kapak
Maka pada pada tahun itu dia kerahkan rakyatnya yang diberi senjata kapak itu untuk membuka hutan
tepat satu tahun, hutan belantara menjadi kawasan terbuka

Tahun Kedua,
Sang raja mengalokasikan belanja kerajaan untuk membeli berbagai bahan material dan dikirim ke lahan bekas hutan belantara itu
Tepat akhir tahun kedua dia menjadi raja, bekas hutan belantara sudah dipenuhi bahan bangunan

Tahun ketiga,
Sang raja mengumpulkan tukang batu dan tukang kayu kerajaan
Seluruh tukang kayu dan tukang batu dikirim ke kawasan bekas hutan tersebut
Mereka diperintahkan untuk membangun kerajaan baru yang lebih megah dan lebih indah dari kerajaan yang selama ini
Tepat akhir tahun ketiga, pembangunan tuntas

Tahun keempat,
Seluruh harta kerajaan diperintahkan untuk di boyong ke kerajaan baru

Awal tahun kelima
Dia perintahkan seluruh rakyatnya untuk pindah ke kerajaan baru

Akhir tahun kelima
Berarti berakhir pula masa jabatannya sebagai raja
Sesuai perjanjian, dia harus dibuang ke tengah hutan belantara

Lima tahun dia tidak sia-siakan waktunya
Dia tangguhkan semua kesenangan
Kini .......
Sang Raja pergi dengan tersenyum



Hidup di dunia hanya sementara
semua punya jatah waktu masing-masing
Orang yang cerdas bukanlah orang yang mampu mandapatkan harta dan ketenaran
Tapi orang yang cerdas adalah orang yang mampu menangguhkan kesenangan dunia demi kesenangan akherat

Siapapun boleh menggunakan waktu dan hartanya sesuka hatinya
Namun apalah artinya bila setelah itu kita harus sengsara selamanya
Apalah artinya rumah megah mobil mewah
Kalau nantinya kita tidak punya naungan lagi selamanya
Di dunia kitak tidak punya rumah saja malu, padahal masih banyak tempat untuk bernaung
Apalagi kalau di akherat kita tidak punya naungan


Seandainya kita kini jadikan raja walau hanya raja bagi diri sendiri
Betapa bijaknya kita bila sebagian dari harta dan waktu kita, kita gunakan untuk membangun akherat kita

Dan bila saat kematian tiba.........
kita bisa menyambutnya dengan senyum di bibir kita

Jumat, 13 Maret 2009

Perkara yang Paling Penting





100 tahun silam kita tidak ada di muka bumi ini ...........
100 tahun yang akan datang kemungkinan besar kita juga sudah meninggalkan dunia ini ............
Dibandingkan usia dunia ini,keberadaan kita terasa singkat sekali, benar sabda Rasululloh, seperti seorang musafir yang berteduh sesaat kemudian beranjak pergi lagi .

Namun pernahkan terlintas dalam benak kita, bahwa keberadaan kita di dunia ini benar - benar dalam tempo yang sangat singkat ?

Marilah kita tengok keadaan sekitar kita, berapa banyak teman, saudara atau tetangga yang beberapa waktu lalu masih kita ajak ngobrol, tiba-tiba kita dengar kabar dari speaker masjid " Innalillahi wa Inna Ilaihi roji'uun... telah berpulang Bapak .....jam ......".
terhenyak kita untuk sesaat, ' padahal kemarin saya masih ketemu...', 'padahal kemarin saya masih ngobrol...', 'padahal tadi malam saya masih jalan bareng', 'padahal baru saja saya teleponan sama dia' dan lain-lain...

Betapa banyak kita lihat peristiwa, kemarin orang itu ikut memanggul jenazah ke kubur, sekarang dia yang dipanggul untuk di kubur, kemarin dia bersih-bersih kubur familinya, sekarang kuburnya dibersihkan anaknya.

Kalau sudah tahu demikian, kenapa masih ada yang kita perebutkan di dunia ini ?
Toh semua itu kita tinggalkan, tidak ada yang kita bawa .....

Sebanyak apapun harta yang kita kumpulkan, teman yang mampu kita galang suaranya, toh setelah kita pergi mereka tidak mau menyertai kita dalam liang lahat walau hanya untuk semalam...

Saat kita bertandang ke suatu negri, mata uang kita sudah tidak laku di negeri tersebut, musti kita tukar kedalam mata uang yang laku di negri tersebut.
Bagaimana rupiah akan laku di alam kubur, sedang masih di dunia hanya beda tempat saja sudah tidak laku ?


Sudah saatnya kita tukar rupiah yang mati-matian kita kumpulkan dengan 'sesuatu' yang nantinya bisa kita 'belanja'kan di tempat tujuan kita nanti


Maksud Hidup




Saat ada tetangga, teman, kerabat atau keluarga ada yang pergi menghadap Alloh SWT, sempatkah terlintas dalam fikir kita, bahwa malaikat maut baru saja singgah ke tempat kita. Dan bukan mustahil dia sempat berucap kepada kita, " Saat ini aku diperintahkan untuk mencabut nyawa si Fulan, sedang giliranmu bulan depan, persiapkanlah...!"

Hidup mati ada dalam genggaman Alloh, kesadaran semacam ini ada dalam diri setiap orang. Masalahnya, apa persiapan kita saat kita dipanggil Alloh.

Wujud kita di muka hanya terdiri ruh dan jasad kita. Saat Alloh turunkan kita ke muka bumi Alloh tiupkan ruh dalam jasad kita. Ruh yang Alloh tiupkan dalam keadaan suci, tidak ada noda. Diturunkan ke bumi disertai berbagai perangkat untuk menjaga kesuciannya. Perangkat itu sudah ada dalam Kalamulloh dan Sunnah Rasulululloh.

Alloh turunkan kita ke bumi dalam keadaan bersih dan Alloh beri panduan hidup supaya diri kita senantiasa bersih selama di dunia dan Alloh menghendaki saat kita kembali kepada Nya dalam keadaan bersih pula.

Apabila ada tetangga pinjam piring ke kita, kita ambilkanpring dari rak makan atau dari lemari makan, kita kasihkan ke tetangga kita. Beberapa hari kemudian tetangga kita mengembalikan piring tersebut, keadaannya bersih kita dengan senang menerima dan langsung kita simpan ke dalam tempat yang layak, di lemari makan atau di rak piring. Tapi bila tetangga kita mengembalikan piring tersebut dalam keadaan kotor, kita tentu akan cemberut menerimanya, dan tidak mungkin piring bisa langsung disimpan di rak atau lemari makan, kita musti cuci piring itu baru kita simpan. Dan bagaimana perasaaan hati kita jika tetangga pinjam piring ke kita dan mengembalikan ke kita dalam keadaan bukan hanya kotor tapi pecah berantakan, kita cuci sudah tidak mungkin lagi apalagi kita simpan. Tindakan yang paling tepat adalah membuangnya ke tong sampah dan tidak pernah kita pakai lagi.

Itu hanya gambaran untuk memudahkan daya fikir kita, tidak perlu kita membahas apa sih arti sebuah piring. Alloh menghendaki kita menghadap Nya dalam keadaan bersih tanpa dosa sebagaimana saat pertama kita diturunkan, dan pada saat menghadap Alloh dalam keadaan demikian Alloh akan suka dan langsung memasukkan kita ke tempat yang layak, surga nya Alloh dengan berbagai kenikmatannya, bagaimana apabila kita menghadap Alloh dalam keadaan penuh dosa ? maka pantaslah bila kita dicuci dulu dalam neraka Alloh sampai bersih dari dosa-dosa untuk kemudian disusulkan dengan saudara-saudara kita yang lebih dahulu menghuni surga. Tapi bagaimana apabila kita menghadap Alloh (naudzubillah min dzalik) dalam keadaan tiada iman, tiada keyakinan yang lurus akan Alloh bahkan tidak mengenal siapa Alloh, ibarat piring, piring itu telah pecah, di neraka Alloh lah kembalinya dan tidak pernah diangkat lagi

Hidup di dunia hanya sesaat dan kehidupan di akherat adalah kehidupan yang sebenarnya. Buat apa kita berusaha mati-matian untuk membangun dunia kita kalau ternyata merugikan akherat kita. Biarkan dunia ada kekurangan yang penting akherat kita aman.
Alangkah bijaksananya orang yang mau menjual sepeda motornya untuk mendapatkan biaya anaknya yang sedang sakit, tapi apa yang kita katakan apabila ada orang yang menjual anaknya dengan sejumlah uang untuk biaya servis motornya.

Agama yang ada dalam diri kita saat ini sedang membutuhkan perawatan, sebagaimana orang sakit, dia sudah berkurang kepekaanya terhadap sesuatu. Demikian juga agama yang ada dalam diri kita, karena dalam keadaan kurang sehat, kita kurang peka terhadap kehendak-kehendak Alloh dan larangan Nya. sangatlah wajar apabila seharusnya menyisihkan waktu, diri dan harta kita yang akan kita tinggalkan ini untuk merawat agama dalam diri kita ini. Sebab sudah cukup lama kita mengorbankan agama demi kepentingan dunia kita yang sesaat ini, sudah cukup banyak anak yang kita jual untuk menserviskan motor kita.......

Arsip Blog