Jumat, 13 Maret 2009

Maksud Hidup




Saat ada tetangga, teman, kerabat atau keluarga ada yang pergi menghadap Alloh SWT, sempatkah terlintas dalam fikir kita, bahwa malaikat maut baru saja singgah ke tempat kita. Dan bukan mustahil dia sempat berucap kepada kita, " Saat ini aku diperintahkan untuk mencabut nyawa si Fulan, sedang giliranmu bulan depan, persiapkanlah...!"

Hidup mati ada dalam genggaman Alloh, kesadaran semacam ini ada dalam diri setiap orang. Masalahnya, apa persiapan kita saat kita dipanggil Alloh.

Wujud kita di muka hanya terdiri ruh dan jasad kita. Saat Alloh turunkan kita ke muka bumi Alloh tiupkan ruh dalam jasad kita. Ruh yang Alloh tiupkan dalam keadaan suci, tidak ada noda. Diturunkan ke bumi disertai berbagai perangkat untuk menjaga kesuciannya. Perangkat itu sudah ada dalam Kalamulloh dan Sunnah Rasulululloh.

Alloh turunkan kita ke bumi dalam keadaan bersih dan Alloh beri panduan hidup supaya diri kita senantiasa bersih selama di dunia dan Alloh menghendaki saat kita kembali kepada Nya dalam keadaan bersih pula.

Apabila ada tetangga pinjam piring ke kita, kita ambilkanpring dari rak makan atau dari lemari makan, kita kasihkan ke tetangga kita. Beberapa hari kemudian tetangga kita mengembalikan piring tersebut, keadaannya bersih kita dengan senang menerima dan langsung kita simpan ke dalam tempat yang layak, di lemari makan atau di rak piring. Tapi bila tetangga kita mengembalikan piring tersebut dalam keadaan kotor, kita tentu akan cemberut menerimanya, dan tidak mungkin piring bisa langsung disimpan di rak atau lemari makan, kita musti cuci piring itu baru kita simpan. Dan bagaimana perasaaan hati kita jika tetangga pinjam piring ke kita dan mengembalikan ke kita dalam keadaan bukan hanya kotor tapi pecah berantakan, kita cuci sudah tidak mungkin lagi apalagi kita simpan. Tindakan yang paling tepat adalah membuangnya ke tong sampah dan tidak pernah kita pakai lagi.

Itu hanya gambaran untuk memudahkan daya fikir kita, tidak perlu kita membahas apa sih arti sebuah piring. Alloh menghendaki kita menghadap Nya dalam keadaan bersih tanpa dosa sebagaimana saat pertama kita diturunkan, dan pada saat menghadap Alloh dalam keadaan demikian Alloh akan suka dan langsung memasukkan kita ke tempat yang layak, surga nya Alloh dengan berbagai kenikmatannya, bagaimana apabila kita menghadap Alloh dalam keadaan penuh dosa ? maka pantaslah bila kita dicuci dulu dalam neraka Alloh sampai bersih dari dosa-dosa untuk kemudian disusulkan dengan saudara-saudara kita yang lebih dahulu menghuni surga. Tapi bagaimana apabila kita menghadap Alloh (naudzubillah min dzalik) dalam keadaan tiada iman, tiada keyakinan yang lurus akan Alloh bahkan tidak mengenal siapa Alloh, ibarat piring, piring itu telah pecah, di neraka Alloh lah kembalinya dan tidak pernah diangkat lagi

Hidup di dunia hanya sesaat dan kehidupan di akherat adalah kehidupan yang sebenarnya. Buat apa kita berusaha mati-matian untuk membangun dunia kita kalau ternyata merugikan akherat kita. Biarkan dunia ada kekurangan yang penting akherat kita aman.
Alangkah bijaksananya orang yang mau menjual sepeda motornya untuk mendapatkan biaya anaknya yang sedang sakit, tapi apa yang kita katakan apabila ada orang yang menjual anaknya dengan sejumlah uang untuk biaya servis motornya.

Agama yang ada dalam diri kita saat ini sedang membutuhkan perawatan, sebagaimana orang sakit, dia sudah berkurang kepekaanya terhadap sesuatu. Demikian juga agama yang ada dalam diri kita, karena dalam keadaan kurang sehat, kita kurang peka terhadap kehendak-kehendak Alloh dan larangan Nya. sangatlah wajar apabila seharusnya menyisihkan waktu, diri dan harta kita yang akan kita tinggalkan ini untuk merawat agama dalam diri kita ini. Sebab sudah cukup lama kita mengorbankan agama demi kepentingan dunia kita yang sesaat ini, sudah cukup banyak anak yang kita jual untuk menserviskan motor kita.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak kunjungan Anda....

Arsip Blog