Senin, 07 September 2009

Demi yang tak lebih dari se-sayap nyamuk


Di sebuah toko emas
Seseorang menawarkan sesuatu untuk dijual kepada pemilik toko
Sesuatu itu sangat besar dan berat, membawanya harus dipanggul
Pemilik toko menggeleng sambil tertawa
dia menolak membeli barang itu, bahkan dengan tawanya seakan mengejek yang bawa barang

Si pembawa barang pindah ke toko kelontong di dekat toko emas
tanggapannya tak jauh beda dengan pemilik toko emas

Dia pindah lagi ke toko loak, penjual barang-barang bekas
tanggapannya tak jauh beda dengan pemilik toko kelontong


Singkatnya
Hampir semua toko yang didatangi menolak membeli
Bahkan hampir semua menolak dengan menahan tertawa

Akhirnya si pembawa barang tadi memberikan barang bawaannya kepada siapa saja yang mau
orang yang dia jumpai tak satupun mau menerima pemberiannya

Orang menolak dengan menahan tawa
Bagaimana tidak,
sekarung barang yang dia bawa ternyata hanya kumpulan sayap nyamuk
Diberi gratis saja tidak ada yang mau apalagi disuruh beli

Sayap nyamuk
walau jumlahnya ber ton-ton,
buat apa...........
_____________________________

Sering kita berpikir,
Kita sudah mentaati perintah Alloh dan menjahui larangannya
Sudah menyisihkan waktu untuk sholat, menyisihkan harta untuk zakat dan sedekah
Mau berlapar-lapar puasa bahkan keluarkan harta dan tenaga untuk haji
tapi kenapa hidup kita masih susah
Ujian terus saja berdatangan tiada henti

dan bila melihat sekeliling
banyak yang tidak pernah menjalankan ketaaatan
banyak larangan dikerjakan
tapi sehat terus, makin hari kekayannya makin bertambah
hidupnya tidak pernah susah, makmur terus


Alloh tidak adil
begitu mungkin yang pernah terbersit di fikiran kita

Saudaraku....
Bagaimana kalau fikir semacam itu ada pada diri anak kita saat dia masih sekolah ?
Dia melihat temannya yang tidak sekolah
Di saat ujian
Dia berpikir, " kok enak ya si fulan, nggak pernah ada ujian, tidak perlu belajar, uang saku tidak perlu beli buku dan pensil....."

dan seandainya dia menuruti yang dia pikirkan
dia keluar dari ruang ujian dan tidak ikut ujian
selamanya dia tidak dapat ijazah kelulusan
seperti temannya yang dia ikuti

Alloh ciptkan dunia untuk kita
Namun Alloh ciptakan kita bukan untuk dunia
Alloh ciptakan kita untuk akherat

Saat ini kita dalam perjalanan menuju perjumpaan dengan Alloh
Kita diberi berbagai rintangan dan ujian untuk membuktikan seberapa besar kecintaan kita pada Alloh

Kalau Alloh masih uji kita sedang kita sudah taat
berarti Alloh masih sayang pada kita, kita masih 'siswa sekolah'
ada harapan untuk mendapatkan 'ijazah'

Kita diuji hanya sementara
Sebagaimana ujian di sekolah, pasti hanya beberapa menit
Di akherat sudah tidak ada ujian lagi

Sholat, zakat, puasa adalah amalan yang dikerjakan di dunia
dan kesusahan itu cuma sebentar dan sementara
Di akherat, kita merasakan hasilnya
Kenikmatan yang selama-lamanya

Orang tidak beriman tidak pernah diuji
Orang tidak beriman dibiarkan oleh Alloh

Orang tidak beriman membawa amalan surga ke dunia
Di surga tidak ada perintah sholat, tidak ada zakat dan puasa
Dan amalan itu telah dibawa orang tidak beriman ke dunia ini
dan kenikmatan itu hanya sebentar
di akherat mereka akan mendapatkan hasilnya
Kesusahan yang selama-lamanya

Nilai ukur orang beriman berbeda dengan dengan orang tidak beriman

Orang yang ada iman adalah orang sukses
walau dia tidak punya harta, walau dia sakit-sakitan, walaupun dia hidup sebagai rakyat jelata
walau tidak ada pangkat di pundaknya

Seandainya dunia ada nilainya disisi Alloh walau sesayap nyamuk, sungguh orang-orang tidak beriman itu tidak akan mendapatkan apa-apa walau seteguk air minum

Orang tidak beriman dibiarkan menikmati dunia sepuasnya
sebab disisi Alloh nilainya tidak lebih mahal dari satu sayap nyamuk.......

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak kunjungan Anda....

Arsip Blog