Jumat, 05 Februari 2010

Dilihat dari penampilannya
orang itu datang dari suatu kampung
Nampak lugu dan polos

Di sebuah perempatan jalan
Dia nampak memperhatikan dengan seksama
Seorang polisi sedang mengatur lalu lintas

Beberapa saat setelah itu
Bapak Polisi selesai melaksanakan tugasnya
dan menepi ke jalan

Saudara kita dari kampung itu memberanikan diri untuk mendekat dan bertanya
sebuah pertanyaan yang tersimpan dibenaknya sejak memperhatikan kerja Bapak Polisi tadi

" Pak, mau nanya "
" Ya.....?"
" Bapak kerja niup peluit, ngatur banyak kendaraan dari tadi kok mereka nggak ngasih apa-apa dan Bapak kok mau ?"

Bapak Polisi tersenyum
" Saya ini petugas negara.....saya kerja bukan atas kemauan saya, dan nanti di awal bulan saya menerima gaji dari negara, kebutuhan keluarga saya dicukupi negara bukan dari sopir-sopir kendaraan yang saya atur tadi ".

Seandainya saat itu kita hadir bersama mereka, kita tentu akan tersenyum juga mendengar pertanyaan itu.

Dan andai saat itu kita diijinkan menjawab
Tentu kita akan menjawab dari fikir nakal kita, " Kalau mau menerima dari sopir-sopir, itu petugas yang nggak benar, itu oknum ...............itu Pak Ogah...........itu petugas nakal.........itu menerima suap....itu petugas blaa ...bla...."
dan lain sejenisnya
________________________________________

Dunia ini sementara
Betapa banyak yang datang, namun banyak pula yang pergi

Datang satu-satu
Sekali pergi seribu

Beribu bayi lahir tiap hari
Namun malaikat maut tidak pernah menunda bagi yang tiba waktunya pergi

Dunia sementara
dan kita hidup di alam yang sementara
Setelah itu kita akan dihantar ke kampung yang sesungguhnya,
kampung akherat, tempat tinggal yang selama-lamanya

Untuk tinggal di akherat, dibutuhkan bekal
dan bekal itu hanya bisa di dapatkan selama di dunia
Dunia adalah ladang-ladang akherat
Dunia tempat bertanam, dan di akherat nanti kita menyemai

Amal agama yang kita kerjakan adalah untuk bekal kehidupan kita diakherat
Kadang amal kita melemah dengan sedikit ujian yang datang ke kita

Kadang disaat iman melemah, kita membenarkan pertanyaan orang - yang mungkin juga pertanyaan itu pernah terbisik di hati kita-,
"Kamu sholat dapat apa ?,
kamu puasa dapat apa,
baca alqur'an dapat apa
kamu dakwah meninggalkan keluargamu, dapat apa ?"
........

Bisa nggak kita menjawab dengan senyum, kepada mereka-dan kepada nafsu kita

" Saya ini hamba dan utusan Alloh.....saya ibadah bukan atas kemauan saya, dan nanti di awal hari akherat saya menerima pembalasan dari Alloh, kebutuhan keluarga saya dicukupi Alloh bukan dari dunia yang saya atur tadi ".

Seandainya, setiap selesai kita sholat, tiba-tiba ada uang di bawah sajadah kita, selesai baca Al qur'an, terselip uang di mushaf kita, selesai buka puasa bercecer emas dibawah piring kita, pulang perjalanan dakwah, tiba-tiba tas kita penuh berlian........

dan
Seandainya lagi....
Para Malaikat yang melihat kita bisa kita dengar bisikannya...
Mungkin kita akan mendengar mereka berkata tentang kita

"Itu hamba yang nggak benar, itu oknum ...............itu Pak Ogah...........itu hamba nakal.........itu menerima suap....itu hamba blaa ...bla...."

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silahkan tinggalkan jejak kunjungan Anda....

Arsip Blog