Rabu, 26 Agustus 2009

Kupersembahkan tulang-tulang ini untuk Mu Tuhan





Suatu hari atasan Fulan berkunjung ke rumah Fulan untuk suatu kepentingan
Pagi harinya, dia minta istrinya untuk beli ayam untuk menjamu makan tamu

Ayam dipotong, kemudian dipanggang

Pada waktu yang dijanjikan, atasan Fulan datang
Dia bawa banyak oleh-oleh untuk keluarga Fulan
Ngobrol-ngobrol sejenak
Hidangan yang dipersiapkan di sajikan

Saat hidangan komplit
Fulang tidak mempersilahkan makan kepada atasannya
Dengan lahapnya dia makan hidangan itu
Panggang ayam yang dibuatnya pagi tadi, dilahapnya juga

Dikumpulkannya tulang-tulang ayam dalam satu wadah
Dia makan seakan tak melihat ada tamu di depannya
bahkan tamu itu atasannya sendiri

Setelah selesai makan dan tulang terkumpul
Disajikan kumpulan tulang-tulang sisa makanan Fulan itu kepada tamunya, atasannya sendiri
“ Silahkan dinikmati Pak”, Kata Fulan tanpa ada ekspresi rasa salah.

Seandainya tulisan ini berhenti sampai sini

Bagaimana pandangan kita terhadap Fulan ?
dan
Bagimana sikap kita seandainya atasan Fulan adalah kita ?
_________________________

Kita diciptakan oleh Alloh
Kita di pelihara dan diberi rezeki oleh Alloh

Kita hidup didengar dan dilihat oleh Alloh
Kita diciptakan oleh Alloh bukan untuk perkara sia-sia
Kita diciptakan oleh Alloh untuk beribadah pada Alloh

Setiap hari kita diperintahkan untuk ikrar, ‘Sesungguhnya sholatku, ibadahku, hidupku dan matiku hanya untuk Alloh’

Kalau kita jujur, kita tidak akan bisa menjawab saat ditanya benarkah sholat, ibadah, hidup dan mati kita untuk Alloh ?
Seberapa besarkah bagian hidup kita yang benar-benar untuk Alloh ?
Untuk sekedar ingat Alloh - bukan menjalankan perintahnya - bisa kita hitung berapa kali kita lakukan dalam setiap hari kita ?

Banyak dari kita ingat Alloh setelah musibah menimpa kita
Disaat tidak ada musibah, kita habiskan waktu kita untuk kesenangan kita
Dalam keaadaan demikian, kita lalai bahkan kita lupa kalau Alloh itu ada

Seperti anak kecil, yang asyik dengan mainanannya
Saat ibunya memanggil, “ Naaak, pulang ... sudah sore !”
Sang anak tidak mau peduli, seakan tak mendengar
Ibunya memanggil lagi, “ Naaak, pulang ... sudah sore !”
Sang anak tetap tidak peduli
Sampai beberapa saat kemudian datang anak tetangganya yang lebih besar dari dia
Direbutnya mainan itu, seketika sang anak menangis
“ Ibuuuuuuuuuuu...”.

Kita habiskan waktu kita untuk kesenangan kita
Ada panggilan adzan yang menyerukan kebesaran Alloh, kita tetap asyik dengan dunia kita
Dipanggil waktu siang, kita asyik di pekerjaan
Dipanggil waktu sore, kita masih dalam perjalanan
Dipanggil waktu petang, kita kecapaian
Dipanggil waktu malam, kita ketiduran
Dipanggil waktu pagi, kita kesiangan

Saat sedikit musibah datang pada kita, baru kita terhenyak, menangis, memanggil Tuhan kita, “ Alloooooooooh.......ampunkan aku”.

Saat waktu senggang kita, kita kemana ?
Saat kita sehat, kita gunakan untuk apa ?
Saat kita berkecukupan, kemana kita belanjakan ?

Setelah musibah mendatangi
Setelah kita tak mampu tegak lagi berdiri
Saat kita sudah tak hapal lagi nama anak cucu kita sendiri
Baru kita ingat Alloh

“ Ya Alloh ini sisa-sia waktuku, sisa-sisa tenagaku kupersembahkan untuk-Mu”

Disajikan kumpulan tulang-tulang sisa makanan itu kepada atasannya
“ Silahkan dinikmati Pak”.

6 komentar:

  1. TOBS BANGET......JADI INGET DOSA2.......

    BalasHapus
  2. nice tamsil, nanti pas santapan romadhon ku jadikan bahan ceramah. bolehkan?? boleh boleh boleh
    (upin ipin)

    BalasHapus
  3. @Icun Abra
    Boleh-boleh saja.....
    Kapan ke Jawa lagi ?

    BalasHapus
  4. tamsilan mas harun udah di-bayan-kan waktu kultum zuhur beberapa hari lalu. semuanya terpana mendengarnya (he.he.he).
    ke jawa blom tau lagi kapannya mas. nunggu ijtima' berikutnya kali.... :)

    == icun bin abdullah ==

    BalasHapus
  5. @icun abra
    Wah jadi dibawa ke ceramah ?

    jadi malu saya ....

    BalasHapus

Silahkan tinggalkan jejak kunjungan Anda....

Arsip Blog